Seblak adalah salah satu camilan yang awalnya bercokol (bahasanya dong...hehe) di daerah Jawa Barat. Aku masih sangat ingat sepulang sekolah kalau kumpul-kumpul dengan teman satu geng di salah satu rumah dari kami, pasti menu wajib yang menemani kami buat PR atau sekedar ngobrol-ngobrol tentang Boyband Westlife dan gosip sekolah adalah seblak. Dan kayaknya kami gak akan pernah lupa cara membuat seblak itu sampai sekarang. Aku sama sekali gak menyangka seblak akan setenar ini sekarang. Di mana-mana ada yang jual seblak, bahkan sampe ujung pulang Jawa atau bahkan sampai ke luar pulau. Sayangnya seblak yang banyak beredar di kebanyakan warung-warung seblak sekarang menurutku tidak "original". Karena setahuku seblak yang aku kenal sejak jaman sekolah itu bukan seblak yang banyak dijual sekarang: banyak kuahnya sampai sulit membedakan antara sebelak dan bakso tusuk dengan warna merah merona yang menyala-nyala (apa sihhh...hehe). Selain itu, sekarang itu lebih heboh aja, ada yang
Mengecap Warisan Java Preanger Coffee dalam Secangkir Hanesland Mountain Coffee Sudah berabad lalu kopi menjadi kawan akrab orang indonesia. Penyambut di awal hari, teman di sela senggang, atau pelengkap di jelang kembali rehat, kopi senantiasa menjadi sajian wajib bagi sebagian besar kita. Tak mengherankan memang, ketersediaannya di negeri ini yang melimpah ruah membuat minuman yang berasal dari biji robusta dan arabika--dua spesies kopi yang ada di indonesia--ini mudah untuk dijumpai. Selain cita rasanya yang mengundang selera, tentunya. (Hanesland Java Preanger) Sekilas Tentang Java Preanger Bicara soal cita rasa kopi, tersebutlah nama java preanger coffee sebagai salah satu varietas biji terbaik yang mengasilkan kopi dengan aroma kuat dan rasa yang khas. Hal ini bukanlah isapan jempol semata. Di datangkan langsung di masa kolonial pada tahun 1696, bibit kopi arabika yang dikembangkan di dataran-dataran tinggi tanah priangan (preanger); kawasan Gunung Malabar, Gunung Puntang, Gunung