Jalan-jalan ke swalayan, eh langsung tertuju ke sebuah etalase mie instan.. Xiixixi aduh.. Puasa mie instan emang gampang-gampang susah π. Apalagi kalo yang dilihat ramyun-ramyunan. Oh iya, pas aku nulis review ini aku bahkan gak inget udah sampai ke part berapa, mengenai ulasan seputar mie impor.. Hehe saking lamanya gak nemu yang baru-baru lagi. π Jadi, jujur aku ubek-ubek lagi kategori review yang pernah aku tulis.. Buat yang penasaran bisa di intip juga disini : review ramen dan ramyun part 1 - part 7. Yang bikin mie ini langsung menyita perhatianku tentu saja tulisan korea yang sangat eksisi di bungkusnya, tapi setelah di baca lebih dalam ini hampir 90% berbahasa Indonesia dan 10% bahasa Inggris, tentu aja sudah berlabel halal. Ke dua, setelah lebel halal yang aku cari adalah produsennya, biasanya kalau ini import bakal ada tulisan tulisan importir.. Bla.. Bla.. Bla.. Tapi kayanya sih untuk ramyun yang satu ini diproduksi di Indonesia, atau tepatnya kayanya franchis
(Gambar: mypositiveparenting.org) Buat ibu dan ayah yang baby nya siap untuk solid food pertamanya, mungkin mulai cari-cari info seputar MPASI ya. Apa lagi kalau baru anak pertama.. Pasti antusias banget (kalo aku pribadi baru melek tentang MPASI, khususnya MPASI homemade pas anak ke 2, tapi tak ada kata terlamabat.. π) Bicara MPASI, ada banyak jenis, mulai dari yang instan dan homemade, yang homemade juga banyak lagi cabang-cabangnya ada WHO, FC, BLW, dll... MPASI zaman now emang beragam.. Ga cukup anak di kasih asal judulnya bubur, selesai. Tapi setiap jenis ada rule nya. Kalau yang umum dan gencar di gembar-gembor ibu kader posyandu adalah MPASI WHO dan juga yang sangat di rekomendasikan menkes. Ada yang perlu diperhatikan untuk bikin MPASI ala WHO ( World Health Organization), simpelnya harus memperhatikan: tekstur, jenis, dan porsi, sesuai usia dede bayi nya. Juga wajib juga memperhatikan cara pengolahannya, harus bersih dan tepat cara pengolahannya. Untuk sekarang