Langsung ke konten utama

Review: Jawara Cabai Tabur Bawang Goreng

Yipiii.. akhirnya Jawara ada sambel tabur nya, jadi lebih banyak pilihan. Sebelumnya aku pernah coba yang versi saus cairnya, cukup enak dan memang lebih "berempah" dari saus cabai sejenisnya.

Jadi ekspektasi aku sih rasanya mirip-mirip saus cairnya cuma versi bubuknya. Tapi sebelum bahas rasa, aku tertarik banget nih bahas kemasannya.

Pas paket nyampe, langsung bongkar-bongkar. Dan langsung tertuju sama bungkusan cabai tabur warna hitam, besarnya seukuran telapak tangan, gak nyangka kemasannya cukup bagus aja menurut aku, plastiknya tebel.


(Jawara Cabai Tabur Bawang Goreng)
Kemasan 

Kemasannya menggunakan semacam zipper, jadi kalau gak abis bisa ditutup lagi, dan menjaga isinya tetep fresh, cukup oke sih menurut aku, daripada dililit-lilit karet.

(Dibeli langsung dari petani)

Bahan baku Jawara sambal tabur bawang goreng ini katanya dibeli langsung dari petani, sampai ada foto petani nya segala di kemasan😄. 

Ya bagus deh, semoga petani dapat harga yang sesuai, kalo kebanyakan tangan biasanya harga jadi mahal, buat petani nya sendiri tetap aja dapat harga yang paling murah (kata orang sih gitu, betul gak sih?).

Kemudian, katanya jadi lebih fresh, pasti sih kan langsung dipetik dan diolah. Kalau terlalu banyak pindah-pindah keburu busuk pas proses pindah-pindah tangan kali ya.

(Komposisi cabai tabur)

Nah, di atas itu daftar bahan-bahannya, memang ada bawang gorengnya ya (nanti mari kita tes rasanya..). Dan ini klaim nya tanpa mengandung pengawet dan pewarna sintetik, karna bentuknya kering biasanya emang lebih tahan lama, daripada saus sambal yang cair.

(Tekstur cabai tabur)
Rasa dan Komposisi

Sekarang soal rasa, kalo menurut aku ini lumayan pedas, sayangnya gak pakai level-level, jadi kalau mau pedas ya taburnya agak banyak, kalau gak pengen pedes sedikit aja, gitu aja kali ya..hehe

Untuk rasa selain pedasnya menurut aku bawangnya kurang terasa, masih terasa Jawara yang versi saus sambal cair. Karena aku pernah cobain sambal tabur yang mirip-mirip, judulnya sambal tabur "mertua" dengan rasa bawang yang terasa banget, dan enak banget kalau di tabur di atas nasi panas. 

Hmm..mungkin ini salah satu keunggulan bikinan home industri, sama pabrik ya? Biasanya bumbu autentik nya lebih terasa, karna dikit kali bikinnya 🤔.

(Informasi gizi)

Yang butuh info kandungan gizi, itu di atas kandungan nutrisinya ya, kandungan gula nya nol, dan sedikit karbohidrat, paling garam aja tuh yang nangkring besar sendiri😄.

Setiap 3 gr kadar natrium (garam) sekitar 150 mg, berarti kalau kita tabur 1 sendok makan setara 15 gr, garam yg dikonsumsi sekitar 750 mg, lebih sedikit daripada bumbu mie instan sih ya, yang rata-rata sekitar 1000 - 1500 mg. (Iseng aja ngitung...😁 soalnya pernah punya pengalaman darah tinggi pas hamil, sampe masuk rumah sakit..😔).

Jadi saran aku, kalau masak pake sambal tabur ini (atau apapun), better gak usah kasih garam lagi, soalnya pasti udah asin. Termasuk kalau pakai penyedap, aku suka jarang kasih garam tambahan lagi sih, kecuali bikin sayur berkuah.

Jawara ini kayanya cocok juga buat pengganti cabai rawit pas bikin seblak atau bikin nasi goreng 😄.

So, untuk Jawara Cabai Tabur Bawang Goreng, aku punya penilaian:

🌶 Rasa: 4/5
🌶 Kemasan: 5/5
🌶 Harga: 4/5
🌶 Beli lagi: ya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Nissin Mikuya Ramen Japanese Curry (Part 3)

Jenis-jenis ramen di Jepang cukup banyak, setiap daerah di Jepang bahkan memiliki jenis ramen yang berbeda. Yang paling aku inget adalah sapporo ramen dengan kuah miso. Aku pertama kali melihat jenis ramen ini di dalam film anime "kimi no na wa"... di mana di ceritakan tokoh utama berkunjung ke sebuah kedai ramen dan memesan jenis ramen dengan kuah miso. Sebetunya banyak referensi ramen dari tontonan kartun Jepang, seperti di dalam kartun Naruto, dan sebagainya. Dan meski hanya dalam bentuk kartun, tampaknya memang kelihatan lezat. Mungkin suatu hari kalau aku sempet berlibur ke Jepang, makanan yang akan aku buru pertama kali adalah ramen 😁 Kuah ramen biasanya terdiri dari aneka bumbu, dan yang dominan antara lain kecap ikan, kecap asin, kaldu tulang, dan sebagainya, untuk muslim tentu perlu "lihat-lihat" juga sebelum memakan, karena ada juga yang menambahkan minyak babi ke dalamnya. Tapi tidak sedikit juga yang menggunakan bahan baku tumbuhan yang halal. ...

Resep Sambal Matah Khas Bali

Sebelumnya aku cuma tahu jenis sambal itu sambal goang dan sambal terasi, ternyata di Indonesia ada banyak sambal yang berbeda, khas dari setiap daerah. Jadi terpikir aja buat ekspor semuanya.. 🤩 Salah satu yang belakangan aku tahu adalah jenis sambal matah. Sambal ini adalah sambal khas Bali, namanya "matah" katanya dari kata "mentah" karena bahan-bahan yang digunakan emang cenderung raw, gak kaya sambal lainnya yang digoreng bahan-bahannya, terus diulek. Sambal matah dibiarkan saja dalam irisan-irisan alias gak diulek, terus agar gak terasa mentah ( karena kita bukan kambing ya ), di atas bahan-bahan sambal yang sudah di iris-iris itu disiram minyak panas. Done! Cukup simpel dan tentu aja gak bikin tangan pegel karena harus ulek-ulek. Karena ini gak di ulek, rasanya masih crunchy dan bertekstur, dan menurut aku ini unik. Dan perpaduan rasa dari sereh dan daun jeruk gak tau kenapa itu enak dan seger banget. So ini dia resepnya.... Resep Sambal Matah Khas B...

Review: Totole Kaldu Rasa Jamur (Vegetarian Food)

Kesampaian juga mencoba kaldu Totole rasa jamur yang lagi happening banget di komunitas ibu-ibu sehat anti MSG 😁 Dari awal kemunculan produk ini yang hanya di jual di komunitas-komunitas, terus mulai bisa dibeli bebas via online, masih juga belum beli karena harganya mahal belum ongkir. Dan setelah maju mundur cantik buat beli, sekarang baru sempat beli, itu pun pas gak sengaja liat di swalayan ada yang begini. Walaupun akhir-akhirnya aku lebih suka belanja di internet. Sebetulnya Totole kaldu rasa jamur ini diperuntukan bagi para vegetarian, yang dari mulai ke kaldu-kaldu gak boleh ada unsur hewani. Dan semakin tenar dikalangan penggiat diet sehat bebas kolesterol, karena kaldu dari tumbuhan tidak mengandung lemak sama sekali, dan karena sangat alami dan tidak menggunakan MSG, maka ibu-ibu yang punya balita khususnya, berbondong-bondong lah membicarakan kaldu ini.. Hehe (Totole Kaldu Rasa Jamur)  Gambar di bungkusnya imut-imut banget, gemesinnnnn 😝😝😝 terus tuli...

Review: Bubur Cianjur Dengan Kuah Kuning yang Mantap

Ternyata bubur meskipun sama-sama lembek, rasanya tidak selalu sama. Bubur dalam hal ini bubur ayam yang mainstream biasanya hanya berkutat pada toping yang terdiri dari: seledri, sedikit merica, kacang kedelai goreng, sedikit kecap manis, dan tentu suiran ayam. Dan rasanya ya sudah dapat dibayangkan lah ya. Selama 25 tahun merasakan rasa bubur yang sama, dan sudah terplot bahwa rasa bubur ya gitu-gitu aja, kebetulan aku gak pernah ada niat juga beli bubur di kota lain, cuma biar tau rasanya sama atau beda 😁, tapi karena suamiku orang luar kota Bandung, aku bersyukur juga, pertama kali main ke rumah mertua di Cianjur, dan diperkenalkan lah dengan bubur yang rasanya enakkkk ini, yang mana setiap main ke cianjur berasa ada yang kurang kalau gak menyantap bubur Cianjur. Bubur sendiri adalah sejenis makanan yang dimasak dengan cara direbus hingga sangat lunak. dan tentu saja tidak hanya beras ya, bisa kacang hijau, ketan hitam, dan sebagainya, asalakan teksturnya benar-benar l...

Cara Membuat Seblak Klasik Enak

Seblak adalah salah satu camilan yang awalnya bercokol (bahasanya dong...hehe) di daerah Jawa Barat. Aku masih sangat ingat sepulang sekolah kalau kumpul-kumpul dengan teman satu geng di salah satu rumah dari kami, pasti menu wajib yang menemani kami buat PR atau sekedar ngobrol-ngobrol tentang Boyband Westlife  dan gosip sekolah adalah seblak. Dan kayaknya kami gak akan pernah lupa cara membuat seblak itu sampai sekarang. Aku sama sekali gak menyangka seblak akan setenar ini sekarang. Di mana-mana ada yang jual seblak, bahkan sampe ujung pulang Jawa atau bahkan sampai ke luar pulau. Sayangnya seblak yang banyak beredar di kebanyakan warung-warung seblak sekarang menurutku tidak "original". Karena setahuku seblak yang aku kenal sejak jaman sekolah itu bukan seblak yang banyak dijual sekarang: banyak kuahnya sampai sulit membedakan antara sebelak dan bakso tusuk dengan warna merah merona yang menyala-nyala (apa sihhh...hehe). Selain itu, sekarang itu lebih heboh aja, ada yang ...