Lama tidak update blog, rasanya hampa-hampa gimana gitu #lebay. Alhamdulillah.. Anak kedua saya sudah lahir, dengan penuh drama dan tanpa diduga-duga. Disini aku gak akan bahas detail proses lahirannya karena ini bukan blog parenting or semacamnya 😄.
Untuk anak kedua ini, aku harus di rawat di rumah sakit karena divonis terkena preeklamsia, semacam "penyakit" khas ibu hamil. Dari cuma baca-baca di internet tentang komplikasi kehamilan ini, eh malah ngalamin sendiri, sedih pasti tapi itu adalah takdir terbaik yang sudah digariskan Allah swt. Apa pun yang pasti aku banyak belajar dan bersyukur untuk 9 hari menginap di rumah sakit.
Kalau boleh curhat sedikit, di rawat di rumah sakit memang bukan suatu yang menyenangkan, at least aku pribadi selama di rumah sakit gak perlu repot mengerjakan pekerjaan rumah dan dapur, gak perlu ngurus anak, dan intinya benar-benar istirahat termasuk nulis blog dan pekerjaan lainnya.
Selain banyak belajar makna ikhlas dan bersyukur, aku juga banyak belajar mengenai menu sehat yang setiap hari disajikan rumah sakit.
Dan ternyata, pantas saja banyak yang bilang makanan rumah sakit gak ada rasa, karena memang menunya ya gitu aja, gak usah ngarep ada tongseng atau gulai daging ya..padahal makanna bersantan kayak gini favorit aku banget.. Hehe
Kalau soal rasa, menurut aku sih enak-enak aja, bahkan lebih enak lagi karena gak usah masak, tinggal langsung masuk mulut😀.
Rata-rata menu yang disajikan dalam porsi yang manusiawi (kalau di rumah aku bisa makan 2 bahkan 3 kali lipatnya.. Hehe#istigfar) dan mungkin memang begitulah seharusnya, pantesan badan aku susah banget buat langsing kalau makan makanan rumah😥. Itu poin pertama yang aku pelajari, nasi yang disajikan bisa dihitung dalam suapan ke 15 itu langsung abis, sayuran dalam suapan ke 5, dan lauk pauk lainnya proposional, ini salah satu menu favorit aku:
Sangat simpel hanya ayam kecap, tahu dikukus terus disiram bumbu kuning, sama sayur bening yang isinya jagung dan buncis. Minim minyak apa lagi lemak-lemakan.
Biasanya menu rumah sakit sangat individual, tergantung diagnosa pasien, kecuali pasien yang emang penyakitnya gak ada keluhan khusus. Kebetulan aku kan kena juga darah tinggi, jadi beberapa hari dirawat dan tensi gak turun-turun baru lah dihadirkan menu yang memang anyep, dan pas aku tanya perawat, katanya makanan aku emang gak di kasih garam 😰 nah ini menu pasca aku di bilang dokter kena hipertensi kronis (sedih.. 😭).
Kali ini dikasih semangka (pas aku baca-baca emang dapat menstabilkan tekanan darah tinggi), yang gak pernah absen sayuran dan tentunya menu lainnya yang minim minyak. Emang selama di rumah sakit aku gak pernah dapat menu ayam goreng apalagi pake digeprek sambal.
Setelah pulang dari rumah sakit, aku berusaha makan dengan porsi sama dan menu yang sama, tapi ini hanya bertahan beberapa hari kesini-sini balik lagi sama gaya makan aku.. 😭😭😭
Hikmah dan pelajaran yang aku dapat dan patut diikuti:
1. Makan dengan porsi kecil tapi gizi berimbang
2. Buat menu yang minim minyak dan lemak.
Untuk anak kedua ini, aku harus di rawat di rumah sakit karena divonis terkena preeklamsia, semacam "penyakit" khas ibu hamil. Dari cuma baca-baca di internet tentang komplikasi kehamilan ini, eh malah ngalamin sendiri, sedih pasti tapi itu adalah takdir terbaik yang sudah digariskan Allah swt. Apa pun yang pasti aku banyak belajar dan bersyukur untuk 9 hari menginap di rumah sakit.
Kalau boleh curhat sedikit, di rawat di rumah sakit memang bukan suatu yang menyenangkan, at least aku pribadi selama di rumah sakit gak perlu repot mengerjakan pekerjaan rumah dan dapur, gak perlu ngurus anak, dan intinya benar-benar istirahat termasuk nulis blog dan pekerjaan lainnya.
Selain banyak belajar makna ikhlas dan bersyukur, aku juga banyak belajar mengenai menu sehat yang setiap hari disajikan rumah sakit.
Dan ternyata, pantas saja banyak yang bilang makanan rumah sakit gak ada rasa, karena memang menunya ya gitu aja, gak usah ngarep ada tongseng atau gulai daging ya..padahal makanna bersantan kayak gini favorit aku banget.. Hehe
Kalau soal rasa, menurut aku sih enak-enak aja, bahkan lebih enak lagi karena gak usah masak, tinggal langsung masuk mulut😀.
Rata-rata menu yang disajikan dalam porsi yang manusiawi (kalau di rumah aku bisa makan 2 bahkan 3 kali lipatnya.. Hehe#istigfar) dan mungkin memang begitulah seharusnya, pantesan badan aku susah banget buat langsing kalau makan makanan rumah😥. Itu poin pertama yang aku pelajari, nasi yang disajikan bisa dihitung dalam suapan ke 15 itu langsung abis, sayuran dalam suapan ke 5, dan lauk pauk lainnya proposional, ini salah satu menu favorit aku:
(Menu makanna rumah sakit) |
Biasanya menu rumah sakit sangat individual, tergantung diagnosa pasien, kecuali pasien yang emang penyakitnya gak ada keluhan khusus. Kebetulan aku kan kena juga darah tinggi, jadi beberapa hari dirawat dan tensi gak turun-turun baru lah dihadirkan menu yang memang anyep, dan pas aku tanya perawat, katanya makanan aku emang gak di kasih garam 😰 nah ini menu pasca aku di bilang dokter kena hipertensi kronis (sedih.. 😭).
(Makanan rumah sakit untuk pasien hipertensi) |
Setelah pulang dari rumah sakit, aku berusaha makan dengan porsi sama dan menu yang sama, tapi ini hanya bertahan beberapa hari kesini-sini balik lagi sama gaya makan aku.. 😭😭😭
Hikmah dan pelajaran yang aku dapat dan patut diikuti:
1. Makan dengan porsi kecil tapi gizi berimbang
2. Buat menu yang minim minyak dan lemak.
Komentar