Langsung ke konten utama

Review: Buldak Koreakeun

Aku lagi seneng nyobain produk-produk makanan Korea dari brand Koreakeun, kalau kemaren aku udah bahas tentang seenak apa Topokki. Sekarang aku penasaran sama Buldak. Kata "Buldak" aku udah sering denger sih, tapi biasanya itu identik sama ayam goreng ya, jadi semacam ayam goreng Korea (biasanya ditepungin gitu, udah itu dilumuri saus pedas, setahu aku sih gitu).

Belakangan aku tahu juga bahwa saus Buldak ini tuh identik sama rasa Samyang. Nah sekarang mari kita coba Mie Buldak versi Koreakeun. Sebetulnya ada dua produk yang bikin aku penasaran, mereka tuh punya dua produk yang mirip-mirip: Buldak dan Ramyeon. Kira-kira apa bedanya ya? rasanya kayak apa ya? Aku mau bahas yang Buldak dulu ya, so cekedot...

Daftar Isi :

Unboxing Buldak Koreakeun

Mie Buldak Koreakeun

(Buldak Koreakeun)

Well, masih sama seperti kemasan produk Topokki kemaren ya, sangat praktis dan gampang diselipin di dalam tas. Kalau yang kemaren bahan utamanya adalah kue beras, yang ini adalah mie. Dengan warna dominan hitam dan orange terlihat banget kayaknya ini bakal pedes banget gak sih, di tambah lagi efek semacam api berkobar gitu, auto pedes banget gitu ya😡.

Sekarang langsung aja membahas isinya, hmm... kira-kira apa yang aku dapatkan dari sekantong Buldak ini? Taraaaa... dalamnya itu terdiri dari mie, bubuk cabe, biji wijen, dan saus Buldak. aku tertarik sama sausnya nih, saus Buldak itu yang aku tahu masih turunan dari gochujang dengan tambahan bumbu-bumbu lain. Tapi tetep harusnya sih ada perbedaan, nanti bakal aku bahas di bagian rasa ya.

Isi Buldak Koreakeun
(Isi kemasan Buldak Koreakeun)

Yang unik dari Buldak Koreakeun ini ada tambahan cabe bubuk, yang bisa buat atur sendiri tingkat kepedasannya. Jadi untuk semua orang dengan selera kepedasan yang beda-beda bisa masuk semua ya. Oh ya, dulu pernah ada gosip mie dengan rasa Buldak import pernah bikin galau, karena gak ada lebel halalnya. Tapi kalau Buldak dari Koreakeun ini mah udah ada label halalnya dari lahir 😁.

Label halal buldak koreakeun
(Label halal)

Harga Buldak

Sekarang kita lihat se-Worth it apa ya, Buldak Koreakeun ini? untuk satu porsi Buldak ini harganya sekitar 15 ribu, gak kemahalan tapi ya gak murah-murah banget sih. Apa lagi kalau beli di marketplace kaya Shopee, toped, atau apa pun itu, suka ada promo cashback kan? jadi pasti jatunhnya lebih untung. Ayo tim pemburu diskon mendekat...😅

Untuk harga segitu, udah dapet porsi yang pas, dan lumayan cukup mengenyangkan juga. Dan tentunya praktis gak ribet harus repot racik bumbu, karena udah tinggal cemplung-cemplung, kamu juga bisa tambah ini itu sebagai toping, dengan beli secara terpisah ya. Misal keju Moza, etc. Karena bahan pelengkap di dalam mienya cuma ada biji wijen, dan bumbu-bumbu aja ya.

Rasa makanan Korea Buldak

Sekarang soal rasa. Hmm... gimana ya, pedes sih, ini aku gak ditambahin cabe bubuk tambahannya, dan rasanya menurut aku lebih pedes dari pada bumbu Topokki yang kemaren udah aku coba dari merek yang sama. Oh, ya aku kan penasaran apa bedanya Buldak dan Ramyeon, karena sama-sama mie kan, dan aku udah dapet jawabannya.

Kalau versi Buldak ini untuk kamu yang suka mie dengan cita rasa pedas dan asin, dan lebih pedas ini sih, sedangkan untuk Ramyeon nya itu lebih ke arah manis. Untuk Review Ramyeon Koreakeun nanti aku bahas secara mendetail di post berikutnya, tungguin ya!

Buldak
(Buldak aneka topping)

Karena ini isinya mie doang gak ada temennya, jadi aku tambahin aneka topping sendiri. Kebetulan di sini aku pake aneka makanan laut, dan keju moza. Ya ampun, mendadak perut berbunyi lihat ginian..hehe. Cara bikin yang gini juga gampang ya, gaes... kita bisa nyontek di bungkusnya, karena udah di kasih tahu juga. Tips dari aku, biar Mozanya gak terlalu lembek atau malah belum mateng jadi gak meral, kamu bisa masukin semenit sebelum mienya diangkat dari atas panci. jadi taro keju mozanya di atas mie, diamkan bentar, terus angkat dengan hati-hati, jangan sampe rusak, buat di pamerin di IG iya khan...hehe

Rasanya dengan tambahan keju moza jadi berasa lebih krimi, aku suka banget serius. Untuk yang ini, entah gara-gara aku tambahin ini itu, rasa aroma minyak wijen yang aku dapet dari taste topokki kemaren kurang dapet di sini. Tapi tetep enak kok, dan ini kalau cabe kamu masukin semua, hati-hati ya, pedes banget!😭😵

buldak mozarella
(Buldak Mozarella)

Wuihhh... keangkat semua mienya udah, ini enak banget dimakan panas-panas pas membakar lidah, serius, kejunya meral-meral gimana gitu. Oh ya, ini aslinya mienya pedes kan, nah kejunya ini bisa bikin balance, konon kata pakar kuliner, lemak dari produk diary kayak susu, yougurt, keju, bisa mengikat zat pedas dari cabe. Jadi makan Buldak ini pake keju udah pas banget buat aku.

Jadi, penilaian aku tentang Buldak Koreakeun ini:

🍜Rasa: 5/5

🍜Harga: 4/5

🍜Kemasan: 5/5

🍜Beli lagi: ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Totole Kaldu Rasa Jamur (Vegetarian Food)

Kesampaian juga mencoba kaldu Totole rasa jamur yang lagi happening banget di komunitas ibu-ibu sehat anti MSG 😁 Dari awal kemunculan produk ini yang hanya di jual di komunitas-komunitas, terus mulai bisa dibeli bebas via online, masih juga belum beli karena harganya mahal belum ongkir. Dan setelah maju mundur cantik buat beli, sekarang baru sempat beli, itu pun pas gak sengaja liat di swalayan ada yang begini. Walaupun akhir-akhirnya aku lebih suka belanja di internet. Sebetulnya Totole kaldu rasa jamur ini diperuntukan bagi para vegetarian, yang dari mulai ke kaldu-kaldu gak boleh ada unsur hewani. Dan semakin tenar dikalangan penggiat diet sehat bebas kolesterol, karena kaldu dari tumbuhan tidak mengandung lemak sama sekali, dan karena sangat alami dan tidak menggunakan MSG, maka ibu-ibu yang punya balita khususnya, berbondong-bondong lah membicarakan kaldu ini.. Hehe (Totole Kaldu Rasa Jamur)  Gambar di bungkusnya imut-imut banget, gemesinnnnn 😝😝😝 terus tuli...

Cara Membuat Seblak Klasik Enak

Seblak adalah salah satu camilan yang awalnya bercokol (bahasanya dong...hehe) di daerah Jawa Barat. Aku masih sangat ingat sepulang sekolah kalau kumpul-kumpul dengan teman satu geng di salah satu rumah dari kami, pasti menu wajib yang menemani kami buat PR atau sekedar ngobrol-ngobrol tentang Boyband Westlife  dan gosip sekolah adalah seblak. Dan kayaknya kami gak akan pernah lupa cara membuat seblak itu sampai sekarang. Aku sama sekali gak menyangka seblak akan setenar ini sekarang. Di mana-mana ada yang jual seblak, bahkan sampe ujung pulang Jawa atau bahkan sampai ke luar pulau. Sayangnya seblak yang banyak beredar di kebanyakan warung-warung seblak sekarang menurutku tidak "original". Karena setahuku seblak yang aku kenal sejak jaman sekolah itu bukan seblak yang banyak dijual sekarang: banyak kuahnya sampai sulit membedakan antara sebelak dan bakso tusuk dengan warna merah merona yang menyala-nyala (apa sihhh...hehe). Selain itu, sekarang itu lebih heboh aja, ada yang ...

Review: Mamasuka Spicy Topokki

Ini sepertinya akan menjadi camilan berikutnya kalau lagi konsen nulis novel... hehe awalnya aku sama sekali gak kenal makanan-makanan Korea, sampe suatu ketika aku tiba-tiba keranjingan nonton Drakor..😝 Drakor dampaknya parah banget di aku, selain bikin ide tulisan aku jadi mengalir (apa lagi kalau pas ngerjain gendre romance), makanan-makanna yang tampil di film nya langsung bikin nelen ludah semua, pengen coba T.T Selain itu juga, dampak lainnya aku jadi hobi juga coba-coba masak makanan Korea, meskipun kadang rasa autentiknya ya ngira-ngira juga, semoga aja bisa kesampaian pergi ke Korea ya buat ngerasain rasa aslinya.. Aamiin (kenceng banget dah). So, hari ini aku mau review salah satu makanan Korea produk lokal, tapi rasanya menurut aku bersaing sama produk-produk import yang pernah aku coba. Daftar Isi : Unboxing Topokki Harga Topokki instan Mamasuka Toppoki halal Unboxing Topokki Kali ini aku tertarik mencoba Toppoki rasa Spicy dari brand Mamasuka, bungkusnya rata-rata...

Review: Kopi Java Preanger, Kopi Arabika dengan Aroma yang Kuat

(Java Preanger Coffee)  Sebenarnya aku bukan master di bidang kopi, cuma gegara nonton liputan di TV1 tentang sejarah kopi di Indonesia. Dan mendengar nama gunung Manglayang disebut-sebut di sana 😁 Jadi merasa tergerak buat tahu lebih banyak, dan setelah itu aku jadi menemukan alasan kenapa Dee Lestari bikin novel filosofi kopi (walaupun belum pernah juga baca sih.. Hehe). Ada cerita panjang dibalik segelas kopi yang kita minum, bahkan di negara eropa acara minum kopi udah jadi semacam kultur, tiada hari tanpa kopi. Mungkin itu juga yang membuat, kenapa dulu Belanda begitu agresif memberlakukan tanam paksa kopi di beberapa daerah di Indonesia. Indonesia memang salah satu negara penghasil biji kopi terbesar dunia (kalau gak salah no 3 gitu ya?). Mulai dari sabang sampai merauke kita punya jenis kopi dengan cita rasa yang khas. Namun, sudah kenal dengan Java Preanger Coffee? Konon katanya ini adalah jenis kopi tertua yang pernah dibudidayakan di Indonesia. Java Preanger Co...

Belajar dari Makanan Rumah Sakit

Lama tidak update blog, rasanya hampa-hampa gimana gitu #lebay. Alhamdulillah.. Anak kedua saya sudah lahir, dengan penuh drama dan tanpa diduga-duga. Disini aku gak akan bahas detail proses lahirannya karena ini bukan blog parenting or semacamnya 😄. Untuk anak kedua ini, aku harus di rawat di rumah sakit karena divonis terkena preeklamsia, semacam "penyakit" khas ibu hamil. Dari cuma baca-baca di internet tentang komplikasi kehamilan ini, eh malah ngalamin sendiri, sedih pasti tapi itu adalah takdir terbaik yang sudah digariskan Allah swt. Apa pun yang pasti aku banyak belajar dan bersyukur untuk 9 hari menginap di rumah sakit. Kalau boleh curhat sedikit, di rawat di rumah sakit memang bukan suatu yang menyenangkan, at least aku pribadi selama di rumah sakit gak perlu repot mengerjakan pekerjaan rumah dan dapur, gak perlu ngurus anak, dan intinya benar-benar istirahat termasuk nulis blog dan pekerjaan lainnya. Selain banyak belajar makna ikhlas dan bersyukur, aku juga ba...