Masak…masak…udah lama ga post soal dapur. Baiklah teman-teman, kali ini kita coba masak yang ngga banget penampilannya..” Balakutak Hideung”…but, don’t judge a book by its cover ya, meski item-item begini rasanya enak… Sebelumnya kita kenalan dulu sama balakutak, sejenis makhluk apakah ini? Nah, sering orang gagal paham soal balakutak, dibilangnya cumi…padahal bukan lho (ya sodaranya cumi kali ya soalnya mirip..maksa). Balakutak itu disebut juga ikan nus atau sotong, bedanya sama cumi: kalo cumi panjang-panjang terus cangkangnya lunak ya, kalo balakutak versi buntetnya alias aga bulet-bulet gitu. Kalo di warung warnanya lebih putih dengan corak kaya batik gitu, dan tentu saja sudah mati..(iihh..males juga kalo diurusnya masih hidup-hidup…geli banget tentakelnya. Sotong memiliki cangkang keras yang kaya akan kalsium (tapi tentu cangkangnya ga bisa kita makan ya). Kalau dari fotonya kaya cangkang kerang ya, padahal aslinya itu ada di dalem. Sotong seperti halnya cumi, sumber protein y
(Gambar: mypositiveparenting.org) Buat ibu dan ayah yang baby nya siap untuk solid food pertamanya, mungkin mulai cari-cari info seputar MPASI ya. Apa lagi kalau baru anak pertama.. Pasti antusias banget (kalo aku pribadi baru melek tentang MPASI, khususnya MPASI homemade pas anak ke 2, tapi tak ada kata terlamabat.. 😊) Bicara MPASI, ada banyak jenis, mulai dari yang instan dan homemade, yang homemade juga banyak lagi cabang-cabangnya ada WHO, FC, BLW, dll... MPASI zaman now emang beragam.. Ga cukup anak di kasih asal judulnya bubur, selesai. Tapi setiap jenis ada rule nya. Kalau yang umum dan gencar di gembar-gembor ibu kader posyandu adalah MPASI WHO dan juga yang sangat di rekomendasikan menkes. Ada yang perlu diperhatikan untuk bikin MPASI ala WHO ( World Health Organization), simpelnya harus memperhatikan: tekstur, jenis, dan porsi, sesuai usia dede bayi nya. Juga wajib juga memperhatikan cara pengolahannya, harus bersih dan tepat cara pengolahannya. Untuk sekarang