Langsung ke konten utama

Review: Susu Pertumbuhan Organik Merek Puregrow Organic

Jika dulu aku pribadi hanya mengenal jenis susu saja: susu bubuk, susu cair, dll serta cara pengolahannya: pasteurisasi, evaporasi, UHT, dll. Kini aku atau bahkan masyarakat mungkin semakin selektif dalam mengkonsumsi susu setiap harinya, tidak hanya melihat label gizi di kemasan, tapi juga memilih jenis sapi yang menghasilkan susu tersebut. Dan yang organik adalah pilihan yang paling baik.

Kita patut bersyukur di Indonesia, kita masih dimudahlan dan masih biasa aja ya dalam memilih berbagai makanan baik susu, atau pun makanan lainnya seperti biji-bijian, sayur, buah, lauk, dan sebagainya.

Namun dibeberapa negara, masyarakatnya dihantui produk GMO. Tahukah kamu apa itu produk GMO? Secara simpel nya aku bilang produk non-alami yang udah kena rekayasa genetik demi menaikan "nilai komersil" produk. Panjang banget dan ngeri kalau dijelaskan, kapan-kapan kita bicara panjang lebar soal ini.

Karena itu, kalau di negara kita masih tahap berburu produk dengan label non-MSG sebagai indikator makanan sehat, kalau di negara lain sudah sampai pada label GMO free untuk men-cap kalau makanan mereka sehat dan organik.

Ya beda negara, beda orang, pasti beda kebutuhan juga. Makanya kita patut bersyukur, negara kita belum terkontaminasi produk-produk GMO (semoga..). So, hati-hati kalau pilih produk luar, pastikan itu aman dan alami.

Hidup organik adalah bagian dari gaya hidup yang patut dilestarikan, karena kita bisa bersinergi dengan alam. Dan hal yang paling kecil, dalam memilih makanan, salah satunya susu. So aku cukup gembira hadirnya Puregrow Organik dari Arla. Arla ini brand luar ya, tapi produknya organik.

(Susu Organik Puregrow)
Aku langsung tertarik dengan kemasan yang digunakan produk ini. Gambarnya imut-imut banget, dengan  latar coklat dan anak yang lagi siram bunga, pas banget sama pesan alami yang ingin disampaikannya. Aku baru beberapa kali liat iklannya di TV, dan sempat terenyuh dengan kata "organik".

Biasanya aku berburu makanan organik harus bergerilya dari satu blog ke blog lain supaya dapat info nya. Soalnya iklan di TV ya iklan makanan komersil semua kebanyakan.

Susu Organik Puregrow ini katanya yang pertama di Indonesia yang memberikan konsen yang serius pada kualitas susu dari mulai cara merawat sapi-sapinya. Seperti klaim susu pada umumnya, susu Puregrow ini juga mengandung gizi yang banyak, seperti ini:

(Kandungan gizi)

 Dan komposisinya terdiri dari:

(Komposisi Puregrow)

Susu Organik yang satu ini juga sudah mengantongi sertifikat organik di Indonesia maupun uni eropa, dan juga sudah berlabel halal dan berizin BPOM, karena ini memang dihandel sama pabrikan besar sekelas Indofood.

Iseng aku coba icip-icip, klaimnya katanya ini tidak mengandung gula tambahan dan perasa tambahan, jadi apa yang kamu rasa di dalam susu ini, itu lah rasa alaminya. Dan kalau diicip (sebelum diseduh) rasanya emang gurih dan agak manis, hanya manisnya memang sekilas gitu.

Ketika di seduh, warnanya gak putih pekat, jadi aga krim gitu (mungkin ini ya yang namanya putih susu...hehe). Soalnya ada beberapa susu bubuk pas diseduh warnanya emang putih banget gitu (mungkin dipengaruhi jenis sapi perahnya juga kayanya sih..)

Bicara sapi perah, apa yang membuat Puregrow mengklaim dirinya organik. Karena semua yang terlibat dalam pembuatan susu ini 99% organik, mulai dari pakan sapi, cara hidup sapi, dan bagaimana perawatannya.

(Cara hidup sapi organik)
Jadi menurut aku sapi yang happy akan menghasilkan susu yang baik juga (sama aja kaya ibu menyusui, ibu yang happy pasti akan berdampak pada anak-anaknya) cuma disini kita bukan memposisikan diri menjadi anak sapi ya 😜.

Kalau komen anak-anak ketika aku kasih susu Puregrow, lumayan suka (tapi cara makannya langsung dimakan mentah-mentah tanpa diseduh 🤦‍♀️). Kesimpulannya enak dan gak kemanisan.

Untuk harganya, emang 3x Susu pertumbuhan biasa. Untuk kemasan saset 30 gr, itu sekitar 13-15 ribu, lebih mahal dibandingkan kebanyakan susu bubuk saset yang harganya hanya sekitar 3 -5 ribu. Dan untuk kemasan kardus dengan ukuran sekitar 360 gr itu aku coba cek sekitar 130 - 150 ribu, kalau susu biasa itu dengan ukuran 400 gr sekitar 50 ribu an. So, ibu-ibu bagaimana? Gak kemahalan lah ya untuk label organik..hihihi.

Yang disayangkan menurut aku hanya satu, andaikan ini susu UHT, kayanya aku bakal lebih suka. 

Akhirnya, aku punya penilaian buat susu organik Puregrow ini:

🥛 Rasa: 5/5
🥛 kemasan: 5/5
🥛 Harga: 3/5
🥛 Beli lagi: ya/tidak/mungkin


Komentar

Ovvy Zaskia Putri mengatakan…
Terima kasih bunda atas reviewnya~ sangat membantu diriku yg masih bimbang pilih susu untuk anak hehehe
Qonita mengatakan…
Produk bagus untuk mendukung perkembangan tulang mungkin bisa dibuat varian lain dengan susu kambing etawa misalnya

Postingan populer dari blog ini

Review: Totole Kaldu Rasa Jamur (Vegetarian Food)

Kesampaian juga mencoba kaldu Totole rasa jamur yang lagi happening banget di komunitas ibu-ibu sehat anti MSG 😁 Dari awal kemunculan produk ini yang hanya di jual di komunitas-komunitas, terus mulai bisa dibeli bebas via online, masih juga belum beli karena harganya mahal belum ongkir. Dan setelah maju mundur cantik buat beli, sekarang baru sempat beli, itu pun pas gak sengaja liat di swalayan ada yang begini. Walaupun akhir-akhirnya aku lebih suka belanja di internet. Sebetulnya Totole kaldu rasa jamur ini diperuntukan bagi para vegetarian, yang dari mulai ke kaldu-kaldu gak boleh ada unsur hewani. Dan semakin tenar dikalangan penggiat diet sehat bebas kolesterol, karena kaldu dari tumbuhan tidak mengandung lemak sama sekali, dan karena sangat alami dan tidak menggunakan MSG, maka ibu-ibu yang punya balita khususnya, berbondong-bondong lah membicarakan kaldu ini.. Hehe (Totole Kaldu Rasa Jamur)  Gambar di bungkusnya imut-imut banget, gemesinnnnn 😝😝😝 terus tuli...

Cara Membuat Seblak Klasik Enak

Seblak adalah salah satu camilan yang awalnya bercokol (bahasanya dong...hehe) di daerah Jawa Barat. Aku masih sangat ingat sepulang sekolah kalau kumpul-kumpul dengan teman satu geng di salah satu rumah dari kami, pasti menu wajib yang menemani kami buat PR atau sekedar ngobrol-ngobrol tentang Boyband Westlife  dan gosip sekolah adalah seblak. Dan kayaknya kami gak akan pernah lupa cara membuat seblak itu sampai sekarang. Aku sama sekali gak menyangka seblak akan setenar ini sekarang. Di mana-mana ada yang jual seblak, bahkan sampe ujung pulang Jawa atau bahkan sampai ke luar pulau. Sayangnya seblak yang banyak beredar di kebanyakan warung-warung seblak sekarang menurutku tidak "original". Karena setahuku seblak yang aku kenal sejak jaman sekolah itu bukan seblak yang banyak dijual sekarang: banyak kuahnya sampai sulit membedakan antara sebelak dan bakso tusuk dengan warna merah merona yang menyala-nyala (apa sihhh...hehe). Selain itu, sekarang itu lebih heboh aja, ada yang ...

Review: Mamasuka Spicy Topokki

Ini sepertinya akan menjadi camilan berikutnya kalau lagi konsen nulis novel... hehe awalnya aku sama sekali gak kenal makanan-makanan Korea, sampe suatu ketika aku tiba-tiba keranjingan nonton Drakor..😝 Drakor dampaknya parah banget di aku, selain bikin ide tulisan aku jadi mengalir (apa lagi kalau pas ngerjain gendre romance), makanan-makanna yang tampil di film nya langsung bikin nelen ludah semua, pengen coba T.T Selain itu juga, dampak lainnya aku jadi hobi juga coba-coba masak makanan Korea, meskipun kadang rasa autentiknya ya ngira-ngira juga, semoga aja bisa kesampaian pergi ke Korea ya buat ngerasain rasa aslinya.. Aamiin (kenceng banget dah). So, hari ini aku mau review salah satu makanan Korea produk lokal, tapi rasanya menurut aku bersaing sama produk-produk import yang pernah aku coba. Daftar Isi : Unboxing Topokki Harga Topokki instan Mamasuka Toppoki halal Unboxing Topokki Kali ini aku tertarik mencoba Toppoki rasa Spicy dari brand Mamasuka, bungkusnya rata-rata...

Review: Kopi Java Preanger, Kopi Arabika dengan Aroma yang Kuat

(Java Preanger Coffee)  Sebenarnya aku bukan master di bidang kopi, cuma gegara nonton liputan di TV1 tentang sejarah kopi di Indonesia. Dan mendengar nama gunung Manglayang disebut-sebut di sana 😁 Jadi merasa tergerak buat tahu lebih banyak, dan setelah itu aku jadi menemukan alasan kenapa Dee Lestari bikin novel filosofi kopi (walaupun belum pernah juga baca sih.. Hehe). Ada cerita panjang dibalik segelas kopi yang kita minum, bahkan di negara eropa acara minum kopi udah jadi semacam kultur, tiada hari tanpa kopi. Mungkin itu juga yang membuat, kenapa dulu Belanda begitu agresif memberlakukan tanam paksa kopi di beberapa daerah di Indonesia. Indonesia memang salah satu negara penghasil biji kopi terbesar dunia (kalau gak salah no 3 gitu ya?). Mulai dari sabang sampai merauke kita punya jenis kopi dengan cita rasa yang khas. Namun, sudah kenal dengan Java Preanger Coffee? Konon katanya ini adalah jenis kopi tertua yang pernah dibudidayakan di Indonesia. Java Preanger Co...

Belajar dari Makanan Rumah Sakit

Lama tidak update blog, rasanya hampa-hampa gimana gitu #lebay. Alhamdulillah.. Anak kedua saya sudah lahir, dengan penuh drama dan tanpa diduga-duga. Disini aku gak akan bahas detail proses lahirannya karena ini bukan blog parenting or semacamnya 😄. Untuk anak kedua ini, aku harus di rawat di rumah sakit karena divonis terkena preeklamsia, semacam "penyakit" khas ibu hamil. Dari cuma baca-baca di internet tentang komplikasi kehamilan ini, eh malah ngalamin sendiri, sedih pasti tapi itu adalah takdir terbaik yang sudah digariskan Allah swt. Apa pun yang pasti aku banyak belajar dan bersyukur untuk 9 hari menginap di rumah sakit. Kalau boleh curhat sedikit, di rawat di rumah sakit memang bukan suatu yang menyenangkan, at least aku pribadi selama di rumah sakit gak perlu repot mengerjakan pekerjaan rumah dan dapur, gak perlu ngurus anak, dan intinya benar-benar istirahat termasuk nulis blog dan pekerjaan lainnya. Selain banyak belajar makna ikhlas dan bersyukur, aku juga ba...