Langsung ke konten utama

Review: Mie Bakwan Instan Chee Bhot Tomyam

Buat yang suka mie bakwan sekarang gak usah repot lagi tungguin tukang bakwan lewat depan rumah, karena sudah banyak bertebaran bakwan instan.

Mie bakso sama mie bakwan ada yang tahu bedanya apa ya? Mungkin gegara baksonya dikasih pangsit kali ya jadi namanya mie bakwan. Ada juga cuanki, yang pasti mereka semua satu rumpun perbaksoaan 😸

Ini salah satu mie bakwan instan kesukaan aku, yaitu mie bakwan Chee bhot, praktis cara buatnya, kemasannya juga travel friendly. Kalau udah diseduh, apa lagi diseduhnya di pindahin ke mangkok "cap ayam" yang legendaris, udah persis banget kaya mie bakwan abang-abang. 

(mie balwan chee both) 

Yummmy... Kuahnya merah-merah menggoda gitu. Mie Bakwan Chee Bhot ada dua rasa: Tomyam dan Black Pepper. Yang aka rivew di sini rasa Tomyam, kebayang kan rasa asam, manis, pedas yang seger gimana gitu, apa lagi di makan pas hujan-hujan 🍜😋

(Mie bakwan chee bhot rasa tomyam) 

Ini sudah berlebel POM dan halal, jadi lebih meyakinkan ya. Untuk isi di dalamnya, ada mie, siomay, dan lain-lain layaknya bakwan. 

(Komposisi mie bakwan chee bhot)
Dari segi pengemasan, UKM ini udah modern banget, dengan pilihan mangkok terbuat dari kertas juga sangat ramah lingkungan dibanding sama makanan instan berbungkus sterofoam. Udah gitu masing-masing bahan dibungkus lagi terpisah satu-satu supaya lebih higienis. 

(Unboxing) 
Langsung ke rasa, menurut aku rasa tomyam nya lumayan, aroma daun jeruk dan rasa asam khas tomyam juga luman terasa, pedas nya juga cukup manusiawi, jadi gak pedas sampai bibir terbakar gitu.

Untuk 1 porsi mie bakwan ini dijual sekitar 11 ribu-an. Ya.. Standar lah ya. Tinggal modal air panas doang, bedanya kalau beli di abang tukang mie bakwan, air udah include dalam satu porsi nya.. (Perhitungan banget.. Hehe).

Untuk aku porsi mie bakwan ini gak kenyang 😝.. Dan ada ide pake nasi biar kenyang.. Hahah sensasi siomay dan tahu kering nya juga mantap banget di mulut. 

Penilaian untuk mie bakwan chee bhot rasa tomyam ini:

🍜 Rasa: 4/ 5
🍜 Bungkus: 5/5
🍜 Harga: 4/ 5
🍜 Beli lagi: ya/ mungkin / tidak



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Totole Kaldu Rasa Jamur (Vegetarian Food)

Kesampaian juga mencoba kaldu Totole rasa jamur yang lagi happening banget di komunitas ibu-ibu sehat anti MSG 😁 Dari awal kemunculan produk ini yang hanya di jual di komunitas-komunitas, terus mulai bisa dibeli bebas via online, masih juga belum beli karena harganya mahal belum ongkir. Dan setelah maju mundur cantik buat beli, sekarang baru sempat beli, itu pun pas gak sengaja liat di swalayan ada yang begini. Walaupun akhir-akhirnya aku lebih suka belanja di internet. Sebetulnya Totole kaldu rasa jamur ini diperuntukan bagi para vegetarian, yang dari mulai ke kaldu-kaldu gak boleh ada unsur hewani. Dan semakin tenar dikalangan penggiat diet sehat bebas kolesterol, karena kaldu dari tumbuhan tidak mengandung lemak sama sekali, dan karena sangat alami dan tidak menggunakan MSG, maka ibu-ibu yang punya balita khususnya, berbondong-bondong lah membicarakan kaldu ini.. Hehe (Totole Kaldu Rasa Jamur)  Gambar di bungkusnya imut-imut banget, gemesinnnnn 😝😝😝 terus tuli...

Cara Membuat Seblak Klasik Enak

Seblak adalah salah satu camilan yang awalnya bercokol (bahasanya dong...hehe) di daerah Jawa Barat. Aku masih sangat ingat sepulang sekolah kalau kumpul-kumpul dengan teman satu geng di salah satu rumah dari kami, pasti menu wajib yang menemani kami buat PR atau sekedar ngobrol-ngobrol tentang Boyband Westlife  dan gosip sekolah adalah seblak. Dan kayaknya kami gak akan pernah lupa cara membuat seblak itu sampai sekarang. Aku sama sekali gak menyangka seblak akan setenar ini sekarang. Di mana-mana ada yang jual seblak, bahkan sampe ujung pulang Jawa atau bahkan sampai ke luar pulau. Sayangnya seblak yang banyak beredar di kebanyakan warung-warung seblak sekarang menurutku tidak "original". Karena setahuku seblak yang aku kenal sejak jaman sekolah itu bukan seblak yang banyak dijual sekarang: banyak kuahnya sampai sulit membedakan antara sebelak dan bakso tusuk dengan warna merah merona yang menyala-nyala (apa sihhh...hehe). Selain itu, sekarang itu lebih heboh aja, ada yang ...

Review: Mamasuka Spicy Topokki

Ini sepertinya akan menjadi camilan berikutnya kalau lagi konsen nulis novel... hehe awalnya aku sama sekali gak kenal makanan-makanan Korea, sampe suatu ketika aku tiba-tiba keranjingan nonton Drakor..😝 Drakor dampaknya parah banget di aku, selain bikin ide tulisan aku jadi mengalir (apa lagi kalau pas ngerjain gendre romance), makanan-makanna yang tampil di film nya langsung bikin nelen ludah semua, pengen coba T.T Selain itu juga, dampak lainnya aku jadi hobi juga coba-coba masak makanan Korea, meskipun kadang rasa autentiknya ya ngira-ngira juga, semoga aja bisa kesampaian pergi ke Korea ya buat ngerasain rasa aslinya.. Aamiin (kenceng banget dah). So, hari ini aku mau review salah satu makanan Korea produk lokal, tapi rasanya menurut aku bersaing sama produk-produk import yang pernah aku coba. Daftar Isi : Unboxing Topokki Harga Topokki instan Mamasuka Toppoki halal Unboxing Topokki Kali ini aku tertarik mencoba Toppoki rasa Spicy dari brand Mamasuka, bungkusnya rata-rata...

Review: Kopi Java Preanger, Kopi Arabika dengan Aroma yang Kuat

(Java Preanger Coffee)  Sebenarnya aku bukan master di bidang kopi, cuma gegara nonton liputan di TV1 tentang sejarah kopi di Indonesia. Dan mendengar nama gunung Manglayang disebut-sebut di sana 😁 Jadi merasa tergerak buat tahu lebih banyak, dan setelah itu aku jadi menemukan alasan kenapa Dee Lestari bikin novel filosofi kopi (walaupun belum pernah juga baca sih.. Hehe). Ada cerita panjang dibalik segelas kopi yang kita minum, bahkan di negara eropa acara minum kopi udah jadi semacam kultur, tiada hari tanpa kopi. Mungkin itu juga yang membuat, kenapa dulu Belanda begitu agresif memberlakukan tanam paksa kopi di beberapa daerah di Indonesia. Indonesia memang salah satu negara penghasil biji kopi terbesar dunia (kalau gak salah no 3 gitu ya?). Mulai dari sabang sampai merauke kita punya jenis kopi dengan cita rasa yang khas. Namun, sudah kenal dengan Java Preanger Coffee? Konon katanya ini adalah jenis kopi tertua yang pernah dibudidayakan di Indonesia. Java Preanger Co...

Belajar dari Makanan Rumah Sakit

Lama tidak update blog, rasanya hampa-hampa gimana gitu #lebay. Alhamdulillah.. Anak kedua saya sudah lahir, dengan penuh drama dan tanpa diduga-duga. Disini aku gak akan bahas detail proses lahirannya karena ini bukan blog parenting or semacamnya 😄. Untuk anak kedua ini, aku harus di rawat di rumah sakit karena divonis terkena preeklamsia, semacam "penyakit" khas ibu hamil. Dari cuma baca-baca di internet tentang komplikasi kehamilan ini, eh malah ngalamin sendiri, sedih pasti tapi itu adalah takdir terbaik yang sudah digariskan Allah swt. Apa pun yang pasti aku banyak belajar dan bersyukur untuk 9 hari menginap di rumah sakit. Kalau boleh curhat sedikit, di rawat di rumah sakit memang bukan suatu yang menyenangkan, at least aku pribadi selama di rumah sakit gak perlu repot mengerjakan pekerjaan rumah dan dapur, gak perlu ngurus anak, dan intinya benar-benar istirahat termasuk nulis blog dan pekerjaan lainnya. Selain banyak belajar makna ikhlas dan bersyukur, aku juga ba...